Menyukai seseorang biasanya disebabkan karena kita bersimpati kepada perhatian, sifat-sifatnya, wajahnya, sikap bisa menerima apa adanya dan banyaknya kesamaan dengannya. Kadang kita bisa tahu bahwa seseorang itu hanya layak jadi teman, ataukah bisa jadi pacar suatu saat nanti. Yang jelas kita menyukai seseorang dengan perasaan saja, lalu kita mulai melakukan tindakan-tindakan yang di luar akal sehat, dan menghabiskan uang. Kita bisa berjam-jam telpon dan berlembar-lembar menulis surat (beratus-ratus email) tapi tidak lebih dari itu. Saat itu yang kita pikirkan hanyalah kita berdua saja, orang lain tidak ada (yang lain kontrak rumah entah dimana hehe). Tapi, hal aneh bisa terjadi: kita menyukai orang lain itu, atau bahkan hingga taraf mencintai atau menyayangi, tapi tidak bisa memilikia dia. Ini menyakitkan sekali karena kita terlanjur berharap dan bermimpi untuk bisa tinggal bersama dia atau meraih mimpi-mimpi indah lainnya.
Hal yang bisa kita lakukan hanyalah meletakkan harapan itu di tempat yang jauh, menetralkan hati jika cinta kita terhalang ketidakpastian, atau kita berusaha memberikan yang terbaik untuknya, tanpa berharap untuk dibalas. Kadang-kadang aku merasa bahwa Tuhan itu mempermainkan kita. Tapi tidak, kita sendiri yang bermain-main dengan perasaan dan pikiran kita, lalu melibatkan orang lain, dan Tuhan di dalamnya.
Hal yang bisa kita lakukan hanyalah meletakkan harapan itu di tempat yang jauh, menetralkan hati jika cinta kita terhalang ketidakpastian, atau kita berusaha memberikan yang terbaik untuknya, tanpa berharap untuk dibalas. Kadang-kadang aku merasa bahwa Tuhan itu mempermainkan kita. Tapi tidak, kita sendiri yang bermain-main dengan perasaan dan pikiran kita, lalu melibatkan orang lain, dan Tuhan di dalamnya.
No comments:
Post a Comment