Thursday, July 28, 2005

it's a rainy day ... ( di Bochum )

Sore tadi aku ada janjian dg Michael, aku masih harus ambil hadiah ultahku. Dia telp jam 15.00 .. ayo datang.. aku bisa tapi jam 16.30. Sampai di Bochum kita ngobrol2 sebentar, minum air putih soalnya panassss sekali hari ini. Setelah itu kita (Michael, Aku, Philipp dan Calvin) mau jalan2 melihat kura2 Gricenland di taman. Awan mulai mendung,...langit berpetir. Setelah kita melihat kura2 kita mau cepet2 pulang ke rumah Michael, tiba2 air jatuh dari langit... derassssssss sekali! Byur .....


Kita mencari tempat berteduh... nggak ada! ...sialan..! akhirnya kita lanjutin deh jalan pulangnya sambil ketawa2 dan bersenda gurau. Orang2 di jalan lihatin kita... "gila sekali anak2 ini". Hujan2 kayak gini tambah ketawa2...Aku basahhhhhh total! sampai baju yang melekat di tubuhku basah kuyupppp .... ! Sampai di rumah, kita lepas baju dan mandi satu persatu.. Setelah itu aku pinjam baju Wangechi, pake baju kering dan minum teh... MMM sedapnya. Waktu kita pamitan, si Michael bilang..."Julia lain kali kalo ajak jalan2 jangan pas hujan ya.....sambil ketawa2 lagi ....:)"

Sunday, July 24, 2005

perasaan

Tangan, belaian, persaan , naluri, insting, pengelihatan....sesosok tubuh. Itu yang di perlukan untuk bisa merasakan persaan dr orang lain , atau sebaliknya. Ternyata tanpa sesosok orang bisa juga mendapatkan perasaan ingin memiliki.
Sakit...MmMm perasaan ini , aku sebenarnya nggak siap. Aku lupa kalu aku harus membuat tembok untuk menjaga hatiku. Aku lengah. .... siapa yang bisa menyelamatkanku.
Berbeda jalan, berbeda waktu, berbeda udara, berbeda teman, berbeda tempat.Sesosok yang unreal.... aku kira aku hanya bermain... berteman, menukar pengetahuan,cerita , dan pengalaman. Sesosok yang masih bestatus.... baik di hadapan Negara, Tuhan , dan Masyarakat dia sekitarnya.
Sedangkan aku... juga tidak sendiri.
Aku berbohong... menyembunyikan sesuatu... sedangkan mukakau tidak bisa berbohong.Papa selalu bilang " kamu nggak bisa bohong.... mukamu nggak bisa bohong.... dan orang sebenarnya bisa melihat isi hati kamu... karena kamu orangnya terbuka... dan orang bisa melihat dr senyum kamu..kapan kamu bahagia.
Aku punya kotak kecil ( hadiah dr Frank dr India ). yang aku tulis dg harapan2 ku...kotak kecil
berlambang gajah.Dr banyaak harapanku aku tulis...aku ingin mendapatkan pasangan hidup yang setia dan mengerti aku. yang bisa membuatku nyaman ... dan tidak ada rasa takut...

Buat pertanyaan :
siapa orang yang sebenarnya aku cari.... aku rasa tidak ada yang tau... aku sendiri juga nggak tahu.
yang aku tahu :
aku tidak mau di sakiti ( siapa sih yang mau...nggak ada rasanya), dan aku tau aku juga nggak mau menyakiti orang yang menyayangi aku dg tulus.
Hatiku harus tentukan kemana.... dan aku mau berhenti mencari orang, orang yang aku cari.Apa aku harus menerima yang ada ? aku ikuti hatiku ?.....MMmmm

Saturday, July 23, 2005

Menyukai Seseorang

Menyukai seseorang biasanya disebabkan karena kita bersimpati kepada perhatian, sifat-sifatnya, wajahnya, sikap bisa menerima apa adanya dan banyaknya kesamaan dengannya. Kadang kita bisa tahu bahwa seseorang itu hanya layak jadi teman, ataukah bisa jadi pacar suatu saat nanti. Yang jelas kita menyukai seseorang dengan perasaan saja, lalu kita mulai melakukan tindakan-tindakan yang di luar akal sehat, dan menghabiskan uang. Kita bisa berjam-jam telpon dan berlembar-lembar menulis surat (beratus-ratus email) tapi tidak lebih dari itu. Saat itu yang kita pikirkan hanyalah kita berdua saja, orang lain tidak ada (yang lain kontrak rumah entah dimana hehe). Tapi, hal aneh bisa terjadi: kita menyukai orang lain itu, atau bahkan hingga taraf mencintai atau menyayangi, tapi tidak bisa memilikia dia. Ini menyakitkan sekali karena kita terlanjur berharap dan bermimpi untuk bisa tinggal bersama dia atau meraih mimpi-mimpi indah lainnya.

Hal yang bisa kita lakukan hanyalah meletakkan harapan itu di tempat yang jauh, menetralkan hati jika cinta kita terhalang ketidakpastian, atau kita berusaha memberikan yang terbaik untuknya, tanpa berharap untuk dibalas. Kadang-kadang aku merasa bahwa Tuhan itu mempermainkan kita. Tapi tidak, kita sendiri yang bermain-main dengan perasaan dan pikiran kita, lalu melibatkan orang lain, dan Tuhan di dalamnya.

Menikah dan Cerai

Dua manusia bertemu bisa dengan bermacam cara: dari sekedar halo di pagi hari, dari teman kerja atau dari internet. Dari sana lalu muncul perasaan yang asyik dan bergairah. Ada pengalaman baru dan cerita baru juga. Suatu saat dua manusia itu berpacaran, lalu keduanya menikah entah karena memiliki anak yang sebenarnya tidak diinginkan (kebobolan), atau karena salah satu ingin naik status sosialnya, atau karena uang, atau karena keluarga. Satu - dua - tiga - empat tahun berlalu, atau mungkin tidak selama itu, mereka mulai menyadari kalau hidup mereka nggak utuh, nggak sejalan, terpaksa.

Di Indonesia, atau Asia pada umumnya, kalau ada anak cowok atau cewek yang menikah, mereka otomatis menikahi keluarga besar pasangannya. Di Eropa, atau dunia barat pada umumnya, cowok – cewek menikah buat mereka sendiri, individualisme saja.

Di Indonesia, kalau ada pasangan cerai, yang rugi ceweknya. Cewek itu tercoreng martabatnya, nama keluarganya pun tercoreng. Dia susah sekali mendapatkan pasangan karena dia dilihat sebagai „bekas“ laki-laki (kayak barang aja menurutku). Di dunia barat, peduli amat kamu cerai: cewek bisa tetap hidup mandiri tanpa dilihat sebelah mata seperti halnya yang terjadi di Indonesia.

Tapi apa beratnya menikah, demikian juga cerai? Orang yang berani menikah tentunya juga berani bercerai, tidak memandang dia tinggal di mana. Entah itu di Eropa atau di Asia, kalau orang saling mencintai, mereka bisa memutuskan untuk menikah. Demikian juga cerai: orang bisa memutuskan bercerai jika dia merasa bahwa tidak ada lagi kecocokan antarkeduanya. Ini sama-sama memerlukan pemikiran yang matang dan dewasa. Mungkin kita perlu menikah dulu, atau bercerai dulu, jika ingin matang dan dewasa. Mungkin kita perlu menyukai sekian belas orang sampai menemukan orang yang benar-benar kita cintai. Mungkin, untuk menjadi dewasa, kita perlu lebih membuka diri dan jujur terhadap diri sendiri sebelum melangsungkan pernikahan: apakah aku memerlukan pasangan? Apakah aku cinta dia? Apakah dia orang yang bisa jadi ayah/ibu anak-anakku? Sebelum bercerai orang harus memikirkan ini: Apakah aku lebih bahagia jika tidak bersama dia? Apakah aku lebih bisa berkembang dan maju jika tanpa dia?

Menikah dan cerai, sama-sama berat, sama-sama membuat dewasa.

Jadwal buka toko

Sejak 3 tahun lalu, banyak beredar club-club lounge yang menurutku selera desain-nya bagus. Mereka sudah mengubah jadwal buka toko. Dulu pertama kali aku datang di sini semua toko buka jam 10.00 dan tutup jam 18.00. Sabtu banyak toko tutup, hanya supermarket yang buka hanya dari jam 10.00 sampai 14.00, tapi hari Minggu tutup. Sekarang sudah berubah, toko-toko buka sampai 20.00. Sabtu juga sampai jam 20.00. Tapi hari minggu took-toko tutup, hanya restoran, club, cinema dan tempat hiburan2 lainnya yang masih buka.


Kayak gak ada kerjaan aja nyatetin jadwal toko ... he he he

Germany building 1


Umumnya bangunan-bangunan di Jerman yang dibuat pada tahun 1900-an bagus-bagus menurutku; menarik sekali ukir-ukirannya. Tapi di NRW bangunannya kayak gudang, nggak bondho („gak modal“ dalam bhs Jawa -- hihi), kayak pabrik/kotak korek api. Metropole kayak Frankfurt dan Hamburg, aku rasa mirip dengan Jakarta dan kota-kota Metropol lainnya. Orangnya juga lebih Internationally mixed: dari Afrika sampai Turki.

Hidup di Jerman (2)

Pada awal-awal hidupku di Jerman, aku juga harus beradaptasi dengan termin. Termin jika di-Indonesia-kan adalah janji, atau Inggrisnya appointment. Di sini semuanya mesti memakai termin. Mau jenguk keluarga sendiri harus memakai termin dulu: harus telpon apa mereka ada waktu atau tidak. Di sini dikatakan nggak sopan kalau langsung datang menjenguk seseorang tanpa telpon sebelumnya. Mereka bisa marah kalau kita asal datang aja. Merasakan semuanya mesti pakai termin, aku jadi kenal dua kata ini: schlechte laune (keadaan hati lagi jelek). Aku kadang2 nggak ngerti kok orang bisa keras dan ngamukan (kok jadi Jowoan -- hehe) sepanjang hari, gara-gara terminnya gak diikutin. Ngeluhhhhhhhhhhhhhh terus....!

Sedangkan kalo aku lihat di Jerman ini semuanya serba ada. Semiskin-miskinnya orang di sini, standard hidup mereka masih dijamin oleh negara. Kalau orang dipecat, nggak ada kerja, nggak punya uang, tapi punya anak mereka nggak akan terlantar di jalan, nggak akan kelaparan. Mereka langsung dibantu oleh negara: sewa rumah di bayar, asuransi kesehatan dijamin, makan dijamin. Mereka tiap bulan (tanpa kerja) dapat uang dr pemerintah buat menghidupi kehidupan mereka, dr makan sampai baju. Tapi orang jerman masih mengeluh, kurang sana kurang sini. Mereka bilang sistem di Jerman jelek lah, dan lain-lain. Aku rasa mereka belum buka mata. Kalau mereka di sini dimanja, coba buka mata, lihat negara-negara lain. Kalian orang Jerman ini enak hidupnya di sini. Bersyukurlah... hai orang-orang Jerman!!!!

Friday, July 22, 2005

Living in germany (1)



Aku selalu kagum dengan orang yang bekeliling dunia, hidup lama di suatu tempat, tempat bukan di mana dia dilahirkan, tempat dimana dia berpetualang untuk semata ingin menjadi orang yang dewasa. Dengan berpetualang seseorang tentunya bisa mengenal orang baru, budaya baru, makanan khas yang bermacam-macam. Berpetualang juga mengasah kemampuan adaptasi seseorang terhadap daerah yang disinggahi. Jika orang mampu beradaptasi dengan lingkungan baru maka dia akan mampu bertahan hidup lama layaknya orang-orang setempat. Namun, berpetualang ke suatu tempat asing, atau bahkan tinggal di suatu tempat bukan kelahiran kita, memiliki banyak tantangan.

Perbedaan bahasa, budaya, kebiasaan, etika, hingga perbedaan masalah peradaban (teknologi, intelektual masyarakat setempat) tentunya akan memberikan shock culture. Hal ini yang datang pertama kali ke dalam diri seseorang ketika dia mencapai suatu tempat dan berusaha menetap untuk jangka waktu lama. Shock culture bisa jadi sangat lama sembuhnya, tapi juga bisa cepat. Ini tergantung daya adaptasi kita saja. Awalnya memang kita harus belajar bahasa setempat dulu, supaya komunikasi dengan orang di tempat itu lancar dan mereka tentunya akan sangat apresiatif terhadap kita yang mampu menguasai bahasa mereka.

Aku paling salut dengan orang yang bisa berbicara berbagai bahasa. Buatku orang yang bisa berbicara lebih dari satu bahasa itu memiliki otak sempurna. Vokal harus perfekt, sambungan kata, dan arti kata, semua itu terjadi dan dirangkai dengan otak dg cepat. Dia bisa memakai otaknya selain berfungsi untuk mengerti, juga memahami dan bisa bermimpi dg bahasa asing. Bisa bermimpi dg bhs kedua also bukan bahasa ibu itu butuh waktu. Aku nggak tau kapan pertama kali aku bemimpi dalam bahasa Jerman, juga berpikir pakai bhs Jerman. Mungkin setelah 2 tahun aku di sini.

Hal lain yang penting untuk kita pelajari adalah kebiasaan hidup mereka, dan etika setempat. Kita mesti banyak bergaul dengan orang setempat, dan mempelajari apa saja yang boleh dan tidak boleh di tempat yang baru. Lupakan daerah asal muasal kita, mulailah beradaptasi dan hidup seperti layaknya mereka, maka shock culture dapat kita usir dengan cepat. Begitulah yang aku lakukan ketika aku di Jerman pertama kali.

Friday, July 15, 2005

Geburstag

MMmm aku tambah umur 1 tahun lagi. Keluargaku buat pesta kecil, semua datang.... Yang aku nikmati dr hari ini adalah ucapan Selamat Ulang tahun dr temen2 ku dan dr keluargaku. Aku salut sama temen2 lamaku, walau jauh di sana Indonesia, Singapore, Belanda, Paris, juga yang ada di luar kota: Hamburg, Bonn, Bochum, Essen, Köln mereka tetap inget sama Ulang tahunku.



Bingkisan ultah

Dari Calvin aku dapat hadiah lukisan yang dibuatnya a la Vassily Kandinsky.


Dari Philipp aku dapat koper satu set dr Samsonite Red Label.

Dari temenku yang paling jauh dr Singapore aku dapat paket dg barang dr Singapore... yang paling berkesan adalah naga emas , di tangan naga itu ada bola merah. Naga itu aku taruh di mejaku...keren sekali naga itu.....

Dari Frank aku dapet buku ttg anak Jerman, yang tinggal di Irian Jaya dr umur 5 tahun sampai 17 tahun. Nama bukunya Dschungelkind (anak hutan) karya Sabine Kuegler (bhs Jerman). Di dalam bukunya si Frank menulis:

Liebe Julia, ich wünsche dir viel spaß mit diesem Buch. Sabine Kuegler ist wie du, eine "Brücke" zwischen den unterschiedlichen Kulturen. Was wäre die welt ohne Brücken??? Eine herzlichen Umarmung, Dein Frank.... Oberhausen , im Juli 2005.

(Buku itu hadiah yang paling berkesan buatku!)

Buat teman2 yang jauh di sana:
Terima kasih atas perhatian kalian. Dengan televon kalian, ucapan, dan doakalian di hari ulang tauhunku, kalian membuat hari ulangtahunku istimewa sekali. Thank you....: )

Sunday, July 03, 2005

televon Calvin 2

Hari ini aku anterin si Inan jam 04.15 ke Bandara di Düsseldorf. Pagi sekaliiiiii, kalau dia bukan temen baikku aku nggak bakal deh anterin dia sepagi itu.Setelah sampai rumah sekitar jam 05.00, aku coba telp si Calvin di Surabaya, telvon rekening di sana ( rumah Kaliwaron ) belom di bayar. Jadi aku nggak bisa hubungin si Sonny dan Calvin lagi..... bingung aku, mestinya mereka mau ke Bali ke tempatnya tante Karin. Aku coba telp mbak Ira, aku suruh tanya no telpnya Budhe di Surabaya. Tapi sampai sekrang aku nggak ada kabar. Mati aku ... aku takut kalo Calvin nggak balik lagi ke sini.....

Kiri ke kanan: Mercy - Sonny - Calvin - Patrick - Julia

Saturday, July 02, 2005

makan2nya berhasil

Makan2nya berhasilllll semuanya senang ama ayam itu. Melanie , Peter, Inan, Elke, Rene, Michael, Wangechi, Frank, tentunya juga Philipp. Jan dan Hardy nggak bisa dateng soalnya mereka harus kerja... tapi mereka kebagian makanan kok aku masih ke RS jam 00.30 kasihin makanan kusus ke mereka.Semua seneng deh....dan aku lega.